Monday, November 14, 2011

DRAMA SATU BABAK "KINASIHAN"



Tokoh:

1. Ray : Remaja Kota

2. Ihsan : Sahabat Ray

3. Asih : Gadis Desa

4. Nenek : Nenek Asih

5. Bu Mimin : Pemetik Teh

6. Bu Pipit : Guru Asih

Adegan 1
Pukul  15.00 dipelataran sebuah rumah  seorang nenek yang tinggal bersama seorang cucunya. Halaman yng tidak begitu luas namun tampak bersih dan asri. Rumah yang menghadap ke timur dengan di sebelah utara terhampar beberapa petak pesawahan yang padinya mulai menguning. Aroma pedesaan yang begitu kental. Di sebelah selatannya deretan rumah-rumah panggung, beberapa rumah sudah ada yang permanen, megah untuk ukuran di pedesaan. Tampak agak jauh dari sana, perkebunan teh milik warga yang hampir sudah siap untuk dipetik.
Semilir angin tidak mengusik keasyikan seorang nenek menyapu halaman. Sesekali mencabuti rumput yang mengganggu tamanan obatnya.

Nenek:
(MASIH ASYIK MENYAPU SAMBIL MENYANYIKAN SEBUAH LAGU YANG TIDAK TAU SIAPA YANG PENYANYINYA). ...Ibu-ibu Bapak-bapak siapa yang punya anak bilang aku                                                                                             Aku yang tengah malu sama teman-temanku
Karena Cuma diriku yang tak laku-laku ...
Lagu anak muda sekarang, banyak berkutat soal cinta. Seolah cinta itu barang mainan yang harus dimiliki oleh setiap remaja.aneh, sampai juga aku pada zaman yang seperti ini. Pergaulan mereka sungguh mengerikan. Di kota besar terutama banyak diberitakan kasus-kasus pergaulan bebas, pencabulan, pemerkosaan, sampai yang baru-baru ini kasus membawa kabur wanita remaja oleh kenalan lelakinya. Katanya kenalnya di facebook (DIBACA TETAP). Tempat apa pula itu, kayak dufan kali! Makanya hati-hati, boleh dua-duaan asal teap di lingkaran. Tapi awas jangan pergi berduaan apalagi perginya ke tempat facebook, nenek bilang itu berbahaya. Aku jadi khawatir sama Asih, cucuku satu-satunya yang besar tanpa kedua orangtuanya.

TIBA-TIBA MUNCUL ASIH MENGENAKAN SERAGAM SEKOLAH

Asih:
Assalamu’alaikum!

Nenek:
(MENOLEH KE ARAH SUARA) Wa’alaikum salam, kok baru pulang sih? Biasanya jam dua sudang pulang.

Asih:
(MENCIUM TANGAN NENEK) jam terakhirnya pelajaran komputer jadi sampai setengah tiga baru pulang.

Nenek:
(DUDUK DI BERANDA) tapi bener tidak kemana-mana dulu kan?

Asih:
(IKUT DUDUK) nggak nek, pulangnya juga bareng Tina anaknya Bu Mimin.

Nenek:
Ya sudah, nenek cuma khawatir. Nenek tadi sedikit memikirkan pergaulan remaja sekarang. Remaja seusia kamu yang yang sudah nggak bau kencur lagi, tapi bau ketiak. Sudah banyak cohtoh di TV. Coba nenek mau nanya, sudah punya pacar kamu?

Asih:
(AGAK MERAH MUKANYA) Ih nenek, Asih kan masih jomblo.
Nenek:
Hus! Sembarangan kamu bicara, tau nggak kalau jomblo itu tidak pernah menikah seumur hidup? Mau kamu seperti itu?

Asih:
Ya nggak nek. Maksud Asih, asih belum punya pacar.

Nenek:
Ya kalau bisa janganlah dulu berpacaran. Biarlah sekolah dulu yang betul. Pertahankan prestasimu sebagai juara kelas. Pilihlah teman-temanmu yang baik. Terutama teman lelaki. Biasanya lelaki itu pintar merayu. Kalau lelaki sudang bicara “cinta itu perlu pengorbanan!”,  itu artinya dia ada maunya. Padahal mereka sendiri pengorbanannya hanya selang musim duren sampai musim rmbutan!

Asih:
Kok bawa-bawa duren sama rambutan?

Nenek:
Itu kan kata lagunya....siapa itu...yang...
(MENYANYIKAN )...dari musim duren hingga musim rambutan tak kunjung aku temukan, tak jua aku dapatkan...

Asih:
Oh itu lagu Wali nek!

Nenek:
Iyalah mau Wali, mau Kerispatih, mau Radja, mau Ratu, mau Dewa, terserahlah!
Sudahlah, ganti bajumu gih, lekas makan. Nenek masak sayur bayam kesukaanmu.

Asih:
Asyik.

(ASIH MASUK, NENEK PUN PERGI KE BELAKANG)


Adegan 2
Suasana jalan kecil, seorang pria pelajar di SMA ternama di sebuah kota, Ray. Berjalan dengan hanya sesekali melihat ke arah jalan karena tengah asyih memainkan Hp nya.  Sekalipun jalanan sepi, baginya serasa hingar bingar karena musik underground memekak telinganya lewat earphone.

Ray:
Sial, kalah lagi! Kalah besar aku maen pokeran. Chip aku tinggal 20 ribu jadinya. Tadinya udah dapet 2 juta. Amblas dah.

DIARAH YANG BERLAWANAN MUNCUL IHSAN, SAHABAT RAY, MENERIAKAN SESUATI SAMBIL MELAMBAIKAN TANGAN, TAPI SEOLAH-OLAH TAK DIHIRAUKAN.

Ihsan:
Ray! Ray, Ray! Si Ray kapan budegnya? Diteriakin nggak nengok-nengok.

IHSAN TERUS BERJALAN MENGHAMPIRI RAY, SAMPAI TINGGAL SATU LANGKAH DI HADAPAN RAY, RAY MASIH TETAP BERJALAN, SAMPAI MENABRAK TUBUH IHSAN

Ihsan:
(BERTERiAK), Raaaaaaaaaayyyyyyyyyy!

Ray:
Dungu kamu san! Maen tabrak aja.

Ihsan:
Kamu yang sinting, jalan pake kaki doang, dah tau mata kakinya ketutup kaus kaki! Lagian pula kalo beli alat bantu pendengaran jangan yang bonus plus musiknya! Di tabrak kereta mampus lu!

Ray:
(TERSENYUM JELEK) He...he...., ya maaf. Lagi pula mana ada kereta lewat sini.

Ihsan:
Mungkin aja klo keretanya nyasar!

Ray:
Semprul!

Ihsan:
Maenin apaan sih? Punya Hp gaya dikit mau dipamer-pamer, pulsanya aja masih minta ama otru.

Ray:
Terus ngoceh! Aku maen pokeran di FB, kalah lagi!

Ihsan:
Sukur!

Ray;
Eh, punya temen bukannya ngasih motivasi

Ihsan:
Lagian maen judi di motivasi.Heh dari pada kamu maen gituan, mending nyari temen, sykur-syukur bisa di PDKTin

Ray;
Bosen temennya itu-itu mulu

Ihsan;
Aku kasih, nih (MENUNJUKAN PHOTO DI HPNYA)

Ray:
Busyet, dapet download dari mana?

Ihsan:
Ini dapet ngirim yang punya wajahnya, kembang desa brow!

Ray:
Siapa namanya? Di FB nya namanya siapa?

Ihsan:
Namanya Kinasihan, dipanggilnya Asih. Di FB nya namanya asihpengenpunyapacar.

Ray:
Ntar aku cari ah, trus di add deh. Sekarang kamu maau kemana?

Ihsan:
Aku mau hunting

Ray:
Berburu apaan?

Ihsan:
Berburu wanita idaman, ha...ha....(TERTAWA)

Ray:
Kupret

(MEREKA BERDUA MENINGGALKAN TEMPAT DENGAN MASING-MASING ArAH BERLAWANAN.)


Adegan 3

Hari selanjutnya, di  kebun teh seorang wanita paruh baya usai memetik teh yang nantinya akan di olah, sambil melepas lelah. Sesekali ia memilah-milah isi keranjang yang penu dengan daun teh.

Pemetik teh:
Udara yang sangat gersang, mebuat sekujur tubuh ku berpeluh. Hari ini aku hanya sanggup memetik satu keranjang teh. Tak biasanya juga mbok darsih tidak turut serta. Tadi pagi aku langsung kesini karena biasanya juga kami bertemu disini.(BERANJAK DARI TEMPAT DAN MEMIKUL KERANJANG) sambil menuju pulang aku akan mampir kerumah mbok darsih, mungkin saja dia sakit.

(PEMETIK TEH BERJALAN MENUJU KE RUMAH MBOK DARSIH, SESAMPAINYA DI DEPAN RUMAHNYA DIA MENENGOK-NENGOK DARI LUAR, APAKAH DI DALAM ADA PENGHUNINYA)

Pemetik teh:
Mbok......mbok! mbok darsih,(DIAM SEJENAK,SAMBIL MEMANDANG TAK TINGGAL DIAM) asih....kemana orang seisi rumah, di panggil tak ada yang menyahut. Apa sedang berpergian? Tapi biasanya kalau si mbok hendak berpergian lampu luarnya pasti d nyalakan dri siang. Sudahlah kalau memang tak ada aku plang saja.

(PEMETIK TEH BERANJAK PERGI)


Adegan 4

Sementara di ujung perempatan jalan, perbatasan desa dengan jalan raya yang menuju ke kota, Asih masih menggunakan seragam sekolah tampak mondar mandir. Sesekali mengeluarkan telepon genggam dari saku roknya.

Asih:
(BERGUMAM) Katanya janji jam dua, sudah lewat satu jam tak kunjung datang. Ya memang sih baru kenalnya tadi pagi soalnya dia nge add ke FB aku terus aku konpirm deh. Namanya arya pangestu di panggilnya ray. Ngomongnya sih pengen ketemuan, dia sekolahnya di kota kota, tapi dia mau kesini, dia tau daerah sinih sebab dia sering tour pake motor nijanya.(BERANJAK DUDUK, SEJENAK MELAMUN KEMUDIAN TERSENYUM)

Asih:
Uhhhhh wajahnya cool banget. Pinter ngegombal lagi, suka nyanjung-nyanjungin cewe bikin organ-organ di wajah ku berterbangan, jadi penasaran seperti apa siiiiiiiiiiih aslinya.(TERSENYUM PANJANG)

(SAMPAI TAK SADAR ADA SEBUAH MOTOR YANG BERHENTI DI SAMPINGNYA, SATU ORANG PENGEMUDI MEMBAWA SATU ORANG PENUMPANG)

Ihsan:
(MENGUNCANG-GUNCANG BAHU RAY) Ray.........Ray, itutuh yang namanya asih.

Ray:
(MENDEHEM) Ehm..........

Asih:
(TERPERANJAT,KEMUDIAN MENOLEH KE ARAH SUARA, SEKETIKA SADAR TELAH BERDIRI DENGAN GAGAH DI SAMPINGNYA MOTOR NINJA HIJAU)

Ray:
Asih kan?

Asih:
(MENOLEH) iyaa,

Ray:
Maaf lama menunggu ya? Soalnya pulang sekolahnya agak telat. Aku Ray, ini sahabatku Ihsan (SAMBIL MENARIK TANGAN IHSAN)


Asih:
Tidak apa-apa. Saya Asih (MENGULURKAN TANGAN, KEMUDIAN BERSALAMAN). Wah ternyata lebih cool yang aslinya!

Ray:
Wah ko jadi balik nge geerin. Oh ya enaknya kemana ya sekarang?

Asih:
Tidak jauh dari sini ada perkebunan teh, kita maen kesana yuk! Pemandangannya indah. Sore-sore gini udaranya sejuk.

Ray:
Boleh, naek motor aku yah?

Ihsan
Yah sang aku ditinggal disini dong?

Asih:
Kita jalan kaki saja. Nggak jauh amat kok. Motornya ntar kita titipin di rumah Tina, temanku.tuh rumahnya! (MENUNJUK SATU RUMAH KIRA-KIRA 10 METER DARI SITU)

Ihsan:
Nah kalo gitu adil

Ray:
Oke deh, ntar aku bawa motorku dulu.

(RAY MENGHIDUPKAN MOTOR, ASIH BERJALAN PERLAHAN, DISUSUL DIBELAKANGNYA IHASN. RAY  DENGAN MOTORNYA MENGHAMPIRI ASIH)

Ray:
Yuk naik! (ASIH KEMUDIAN MENAIKI MOTOR, RAY MENOLEH KE ARAH IHSAN) san, kamu jalan dikit ya dulu!

Ihsan:
Okelah kalo begitu, demi sobatku.

(HANYA HITUNGAN DETIK, MOTOR RAY TELAH MEMBAWA MEREKA BERDUA KE DEPAN SEBUAH HALAMAN RUMAH, RUMAH BU MIMIN SEORANG PEMETIK TEH, ORANG TUA TINA, SOULMATENYA ASIH. ASIH TURUN, RAY MEMARKIRKAN MOTORNYA.)

Asih:
Tin....na...... tiiiiinaaaaaaaaa (MEMANGGIL TINA)

(MUNCUL DARI ARAH SAMPING RUMAH, BU MIMIN)

Pemetik teh:
Eh neng Asih, mau ketemu Tina ya? Tina nya sedang disuruh ke warung.

Asih:
Saya cuma mau  menumpang memarkirkan motor, saudara saya dari kota pengen jalan-jalan ke perkebunan. Barangkali tidak berkebaratan.

Pemetik teh:
Tak apa, parkirkan saja depan sini, biar teduh. Ibu baru saja pulang dari sana. Kalau masih agak panas, sekarang mungkin agah teduh.

(RAY MEMARKIRKAN MOTORNYA KEMBALI KE TEMPAT YANG DI SARANKAN)

Pemetik teh:
Oh ya nenek mu sehat, tak biasanya tak pergi ke kebun. Tadi ke rumahmu tak ada siapa-siapa.
Asih:
Sehat kok, tadi pagi nenek tidak bilang mau kemana. Kemana yah? Oh ya sya tinggal dulu Bu, takut kesorean nanti nenek khawatir. Salam saja buat Tina!

Pemetik teh:
Ya, hati-hati di jalan. Nanti Bu sampaikan!

(IHSAN YANG BARU SMAPAI LANGSUNG SAJA DI AJAK KEMBALI UNTUK BERJALAN. MEREKA PUN BERJALAN MENUJU PERKEBUNAN)


Adegan 5
Sementara Nenek Asih masih khawatir dan kebingungan mencari Asih dengan ditemani Bu Pipit, Guru Asih. Hanya raut muka Bu Pipit lebih tenang.

Nenek:
Aduh, kemana lagi kita harus mencari Asih? Asih tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Bu Pipit:
Memang tadi selama di sekolah Asih tampak seperti tidak biasanya. Seperti saat istirahat sya melihat asih sedang duduk di bangku halaman kelasnya sambil senyam-senyum sendiri. Saat itu saya hampiri dan bertanya kepadanya, sedang apa kamu Asih? Dia hanya tersimpul malu. Kemudian pas jam terakhir saya masuk ke kelasnya Asih, ketika itu saya sedang menerangkan pelajaran, saya hampiri dia karena terus menunudukan kepala dan tidak memperhatikan pelajaran yang saya sedang terangkan. Ternyata dia sedang asyik memainkan telepon genggamnya. Saya tegur saja saat itu.

Nenek:
(LEMAS) kenapa pula anak itu?

Bu Pipit:
Saya rasa dia sedang jatuh cinta.

Nenek:
Rasanya belum kering air ludahku, baru kemarin saya menasehatinya. Kini tiada dihiraukan olehnya.

Bu Pipit:
Sudahlah bu, saya kira asih sudah dewasa, sudah bisa memilah dan memilih mana yang baik untunya, mana yang buruk baginya. Sementara ini kita kembali saja ke rumah Ibu, biar kita menunggu disana. Barangkali dia sudah pulang.

Nenek:
Ya sudah, sekali pun kekhawatiran ini belum bisa hilang, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Semua temannya telah dihubungi, mereka pun tidak ada yang tau.

(MEREKA BERDUA BERANJAK PULANG)

Adegan 6
Ray dan Ihsan menampakkan wajah yang sangat puas dan gembira, sementara Asih sekalipun sesekali tersenyum tapi dia tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya, suatu kecemasan yang bercampur rasa takut.

Ray:
Sunggung mengasyikan, aku baru pertama kali merasakan ini. Sungguh masih tergambar di benakku. Rasanya ingin terus berlama-lama.

Ihsan:
Jangan lupa brow, jasanya siapa?

Ray:
Iyaaa, berkat sobat terbaik ku, aku dapat mendapatkan sesuatu yang lain, meski bukan yang pertama. Tapi tadi is the best moment. (MENATAP ASIH) ko murung sih? Menyesal kenal dengan ku?

Asih:
Tidak, bukan begitu, saya jadi ingat kepada nenek, dia pasti akan khawatir. Jalannya dipercepat, kita segera ke rumah bu Mimin, biar saya cepat pulang. (RAY DAN IHSAN TAK BERKOMENTAR), maaf bukan maksud agar kalian tidak bisa berlama-lama, tapi nenek pasti khawatir. Apalagi kalau dia tau apa yang saya lakukan, tentu dia akan marah.

Ihsan:
Tenang, kita ngerti kok, bukan begitu Ray?

Ray:
Betul, toh nanti di waktu yang lain aku akan sering berkunjung kesini. Tanpa harus membawa Ihsan.

Asih:
Jangan, maksud saya lebih baik kalau mau berkunjung ke rumahku jangan sendirian, nenek bilang tu berbahaya.

Ray:
Tapi kan kata orang kalo lagi berduaan, orang ketiganya adalah setan! Ha...ha...

Ihsan:
Becanda itu!

(TIBA-TIBA DARI ARAH BERLAWANAN, SAMAR-SAMAR SUARA ORANG MEMANGGIL-MANGGIL NAMA ASIH)

Nenek:
Asiiiih....... Asiiiiih (SETENGAH BERLARI , DI BELAKANGNYA MENYUSUL BU PIPIT)

(MEREKA SEMUA BERTEMU PANDANG)

Nenek:
(TERGOPOH-GOPOH) dari mana saja kamu Asih? Buat nenek khawatir. Kau abaikan nasehat nenek kemarin Asih! Nenek memcarimu kemana-mana, teman-temanmu diteleponi oleh Bu Pipit. Mereka tidak ada yang tau kemana kamu pergi.

Asih:
(MENUNDUK TAKUT) Maaf nek, maaf Bu Pipit. Asih sudah membuat cemas. Asih baru pulang mengantar teman-teman Asih dari SMK untuk observasi lingkungan dan area perkebunan.

Bu Pipit:
Tapi kenapa tidak bilang dulu sama nenekmu itu? Tentu dia tidak akan khawatir.

Asih:
Mereka sudah menunggu Asih sejak pulang sekolah, kemudian kalu Asih pulang dulu akan memakan banyak waktu. Malah mereka bisa kemagriban pulang ke rumahnya.

Ihsan:
Benar bu, kami punya tugas untuk obsevasi lingkungan, ini hasilnya (MENUNJUKAN SELEMBAR KERTAS NAMPAK SEPERTI POLA AREA PERKEBUNAN TEH)

Nenek:
Baiklah, kali ini nenek maafkan. Tapi nenek harap tidak terulang lagi, apalagi kalian membohongi nenek, (WAJAH ASIH MEMUCAT,  DIPALINGKANNYA WAJAHNYA AGAR TIDAK TERLALU TAMPAK),  ayo kita pulang.

Bu Pipit:
Kalau begitu saya bisa undur diri, (KEPADA KEDUA ANAK REMAJA ITU) kemana kalian pulang?

Ray:
Ke  .......

Ihsan:
(MEMOTONG) desa sebelah bu
Bu Pipit:
Kalau begitu lekas kalian pulang, orang tua kalian bisa ikut khawatir juga.

Nenek:
Bu Pipit  terima kasih sudan menemani!

Bu Pipit:
Sama-sama bu

(MEREKA SEMUA MEMBUBARKAN DIRI, NENEK DAN ASIH KE ARAH TIMUR, BU PIPIT KE ARAH UTARA, DAN RAY SERTA IHSAN KE ARAH BARAT)

Ray:
(SAMPAI DI HALAMAN RUMAH BU MIMIN. MENGELA NAFAS PANJANG) untung, selamet

Ihsan:
Selamet..selamet, Bapak ku itu! Ya kalau saja tadi tidak keburu di potong, keceplosan deh kamu ngomong kita dari kota. Ketahuan deh kita semua berbohong.

Ray:
Aku gugup san. Tapi bagaimana pun aku hebat. Bisa mengambil hatinya Asih. Pagi kenalan sore dan jadian. Hanya beberapa jam pendekatan. Akhirnya dia berhasil ku tembak. Kemudian suasnanya juga mendukung lagi.

Ihsan:
Iya mendukung, karena aku ngerti tadi. Makanya aku pindah agak menjauh. Dari pada jadi kambing congek, mending corat-coter buat gambar pemandangan. Untung juga bisa di pake alesan buat nunjukin bukti atas argumen dan pembelaan Asih

(TERNYATA MEREKA TIDAK SADAR BAHWADARI TADI BU MIMIN MENDENGARKAN PERCKAN MEREKA DARI DALAM)

Pemetik teh:
Oh jadi begitu, ngaku-ngaku saudara, awas ya ta’ aduin sama Mbok Darsih!

Ray:
Mampus!

Ihsan:
Cabut!

Ray:
(MENSTATER MOTORNYA, SEGERA KABUR)  kabuuuuuur, terserah mau dilaporin sama Mbok Darsih ke, Mbok Inem ke, Asal jangan di laporin sama neneknya Asih! Good Bye! See you Next Time!

Pemetik teh:
Semprul, cah gendeng!


Adegan 7
Di depan beranda rumah, Asih duduk melamun,

Asih:
Oh Tuhan terima kasih, akhirnya aku punya pacar juga.........hem........besok aku mau ke warnet mau ngerubah status FB ku jadi berpacaran...............uh cenengnya..............

Nenek:
(HANYA SUARANYA SAJA BERTERIAK MEMANGGIL ASIH) Asiiih, lekas ambil air wudhu, adzan magrib sudah berkumandang!

Asih:
Iyaaa nek! (BERANJAK, SENYUM-SENYUM SENDIRI) habis sholat aku mau sujud syukur ah!
Theant Budiana

About the Guest Author:
Saya bukanlah orang yang ahli dalam dunia blogger tapi saya mencoba untuk berbagi ilmu dari apa yang saya ketahui dari paman saya, saya sangat suka blogging dan berbagi ilmu, tapi bukan berarti saya master blog salah besar jika sobat anggap saya hebat saya hanya seorang anak kampung yang mencoba untuk tidak kampungan dan tertinggal informasi alias GAPTEK, banyak artikel yang saya tulis di Blog Urang Sunda dan lihat juga blog saya satu lagi di Dunia Maya Saya dan klik disini untuk mengetahui lebih lanjut tentang saya


Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
warning

Anda bingung?
Jangan ragu untuk bertanya kepada saya lewat komentar di bawah, saya akan mencoba menjawabnya sesegera mungkin, bahkan jika sobat ada saran untuk saya silahkan jangan ragu untuk memberi saran kepada saya asalkan komentar no spam. Komentar anda, adalah bekal untuk kemajuan blog saya, saya akan kunjungi balik blog sobat jika sobat meninggalkan jejak sobat disini.

0 comments:

Comments
0 Comments
Facebook Comments Post by Blog Urang Sunda

Post a Comment

Sponsor BUS

Dapatkan juga sponsor untuk Blog anda dengan klik gambar di bawah, untuk mengetahui caranya KLIK DISINI. Kalo mau yang lebih tinggi penghasilannya KLIK DISINI Adsense Indonesia

Buat Blog

Alexa Rank

 

Info My Blog

cobi?
Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.NetMsn bot last visit powered by MyPagerank.Net
Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
web log free

Recent Comment

| BLOG URANG SUNDA © 2009. All Rights Reserved | Template Style by My Blogger Tricks .com | Design by Brian Gardner | Back To Top |