Tuesday, November 15, 2011

CERPEN REMAJA "DIBALIK PELAMINAN"



DIBALIK PELAMINAN

Mata hari dari singgasana siang sesaat kemudian lesap ditelah gedung bertingkat. Namun semburat cahayanya masih memandar mengurai mega-mega dibalik gedung-gedung menghadirkan nuansa jingga di layar cakrawala, sekejap kemudian melenyap dipelukan malam menghadirkan perasaan kehilangan.
Dalam kesunyian yang kelu aku merasakan gelombang badai kegelisahan melemparkan tubuhku ke jeram kelam aku terkatung-katung mencari terang. Pilar-pilar kemegahan mengucapkan selamat datang alam dekapan sunyi yang merintih. Dari lagu ke lagu yang kehilangan kenangan putus dan jejak yang tak lagi  nampak, tinggal sebaris luka dalam alunan air mata.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5.30 sore. Tadi Rudi janji mau menjemput aku jam 7 malam. Sambil menunggu Rudi aku berpikir, apakah benar aku siap menghadiri pesta pernikahan mereka? Batinku meragu. Seketika ingatanku melayang pada kenangan pahit yang melatar belakangi pernikahan itu.
Aku, Rudi dan Yeni tumbuh bersama. Kami tinggal di lingkungan yang sama di sebuah kota kecil di Jawa Barat. Bermain bersama mengayum pendidikan di sekolah yang sama dan mengenai cinta pun dalam waktu yang hampir bersama pula. Kini rudi telah melabuhkan pilihan hatinya pada tetangga samping rumahnya yang bernama Irma. Sedangkan aku dan Yeni menaruh hati pada pria yang sama. Ipan salah satu mahasiswa senior di Perguruan Tinggi tempat kami menuntut ilmu. Tapi akulah yang berhasil jadi kekasih Ipan. Kami menjadi sepasang kekasih selama hampir 2 tahun dan selama itu pula, karena persahabatanku dengan Rudi dan Yeni yang sangat dekat membuat kami harus perfi bersama Ipan.
Tanpa kusadari kebersamaan kami menumbuhkan perasaan lain alam diri Ipan terhadap Yeni. Paling tidak inilah anggapanku saat Ipan memutuskan hubungan denganku dan menjalin cinta dengan Yeni. Aku masih mengingat jelas ketika malam itu Ipan datang ke rumahku dengan muka pucat dan gugup, tidak seperti biasanya. Kita harus bicara Vit… kata Ipan. Ada apa sich? Ia menatapku dalam-dalam, aku melihat kekhawatiran yang sangat dimata Ipan. Ada apa? Aku ulangi lagi. Ipan menghela nafas panjang, dia meraih kedua tanganku dan digenggamnya erat-erat seolah-olah dia tidak bisa menggenggam tanganku lagi.
“Vit maafkan aku…” suaranya seperti tersangkut di tengorokan. Untuk apa dia minta maaf, batinku. Aku masih terdiam meskipun otakku sibuk menebak, kira-kira apa yang ingin dia ucapkan. Dan seperti membaca pikiranku. Ipan melanjutkan dengan sedikit terbata. “Aku terpaksa harus mengatakan ini, Vit… bahwa… kita… tidak… dapat lagi… meneruskan hubungan… kita”. Aku terpana. Kepalaku seperti tersengat aliran listrik seketika kurasakan panas menjalar di wajahku. Rasa sesak di dalam hatiku memberi dorongan kuat untuk memompa butiran air keluar dari kedua mataku. Namun sekuat tenaga aku menahan diri agar tidak menangis di depannya.
Lelaki di hadapanku ini telah mengatakan sesuatu yang memusnahkan impian indah yang selama ini menemani tidurku. Sunguh sangat menyakitkan. Ipan melanjutkan ucapannya, bahwa aku terpaksa memutuskan cinta karena hubungan ini dilarang sama Ibu dan keluarga besarku meskipun aku sangat mencintaimu, aku terpaksa menghormati dan menghargai keputusan ibu dan keluargaku dan bla… bal… bla… dan entah apa lagi yang dibicarakan Ipan kepadaku karena akhirnya aku berlari meninggalkan ruang tamu menuju kamar tidurku membenamkan wajah ke bantal dan membasahinya dengan air mata yang berderai-derai.
Aku patah hati
Selama beberapa har aku mengurung diri di kamar makan seperlunya bolos kuliah, mematikan telepon karena aku belim bisa menerima keadaan ini. Bekali-kali mama dan keluargaku yang lainnya tapi aku menghiraukannya.
Persetan ! teriaku dalam hati.
Apa yang disampaikan malam itu menunjukkan bahwa aku tak lebih berarti dibanding ibunya, justru itu yang membuat aku semakin terpuruk. Aku juga memiliki ibu dan aku juga tidak ingin menyakiti perasaan orang yang telah mempertaruhkan hidupnya demi melahirkan aku. Meskipun itu artinya aku harus kehilangan cinta dari seorang kekasih. Untung saja aku mempunyai teman yang selalu memperhatikan aku yaitu Rudi, dia selalu memberikan semangat dan meyakinkan aku terus tegar menjalai hidup. Akhirnya aku mulai hidup baru tanpa kehadiran seorang Ipan.
Tepat 3 minggu sejak amlam itu aku mendapat kabar bahwa Ipan telah resmi berpacaran dengan Yeni sahabatku sendiri. Betapa kagetnya aku saat mendengar kabar seperti itu rasanya kepalaku seperti tersengat aliran listrik yang sangat dahsyat. Tak berselang lama kabar itupun sampai ke telinga teman aku Rudi maka Rudi merah padam ia sangat marah. Menurut dia aku menyesal telah membeirkan keakraban Ipan dan Yeni berlanjut lebih jauh. Aku berusaha memberi penjelasan kepada Rudi. Aku tak bisa menyalahkan dia untuk itu, kalau dia berpacaran sama Yeni dan disetujui ibunya aku bisa bilang apa ?
Akhirnya Rudi pergi meninggalkan aku dengan kesal. Aku sendiri masih termangu memikirkan tentang Ipan dan Yeni. Satu bulan kemudian, sepucuk surat undangan datang ke rumahku. Pernikahan Ipan dan Yeni cepat sekali aku merasa sedih dan kalah karena Ipan telah memilih orang lain sebagai pasangan hidupnya bukan aku. Tapi mau bagaimana lagi ibunya tidak menginginkan aku.
Akhirnya aku mencoba untuk berlapang dada menerima hubungan mereka. Meskipun sebenarnya aku masih menyimpan rasa sedih, tapi aku yakin rasa sedih itu akan hilang perlahan-lahan seiring berjalannya waktu. Rudi masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Ipan telah memilih pasangan hidupnya. Menurut dia seharunya aku tidak datang ke pernikahan tersebut karena pasti aku akan sakit hati.
Tapi, aku merasa kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika kita mebiarkan orang lain menikmati kebahagiaan di atas kepentingan kita sendiri.
Tepat pukul 07.00 malam, Rudi datang menjemput, kami pun segera berangkat ke sebuah hotel berbintang tempat resepsi pernikahan Ipan dan Yeni itu dilangsungkan. Begitu tiba di lokasi para tamu telah memenuhi hampir seluruh ruangan. Hal pertama yang dilakukan kami yaitu mengambil bagian dalam antrean tamu yang ingin meyalami mempelai. Cukup panjang kaki sudah mulai pegal dan Rudi seperti biasa sibuk mengomel panjang pendek.
Akhirnya giliran kami pun hampir tiba. Tinggal kira-kira lima tamu lagi yang mengantre di depan kami. Kedua mempelai sudah mulai jelas dalam pandanganku. Ipan terlihat gagah dan Rini nampak sangat cantik dalam balutan busna tradisional Jawa. Sangat serasi kakiku telah menginjak panggung pelaminan. Aku mulai menyelami dengan hangat, senyum  mengembang di bibirku meski terasa agak dipaksakan.
Dan tibalah aku bersiap menyalami Ipan dan Yeni. Jarak yang lebih dekat membuat aku leluasa menatap Yeni. Semenjak putus dari Ipan aku belum bertemu Yeni sama sekali. Yeni nampak tidak nyaman melihatku. Sedangkan Ipan menatapku dengan sisa-sisa cinta yang nampak di matanya. Dan belum sempat aku mengulurkan tangan untuk memberi selama pada Ipan tiba-tiba Yeni terkulai lemas jatuh ke lantai.
Dia pingsan
Aku kaget sekali hingga tak mampu bergerak. Untung saja Ipan dan ayahnya sigap menangkap tubuh Rini. Aku hanya bisa berdiri mematung. Tapi benakku berkecamuk. Ada apa, tanyaku dalam hati. Di tengah kebingungan Ipan menarikku ke sebuah sudut di ruang resepsi itu.
Posisi kami berhadap-hadapan ketika Ipan berbisik ke telingaku, “Maaf yang Vit… selama ini aku terpaksa menyembunyikan kenyataan demi menjaga perasaanmu. Yeni tidak kuat berdiri lama karena sedang hamil empat bulan”. Aku benar-benar terhenyak, dan tak mampu berpikir apa-apa lagi.
Setelah aku mendengar kata-kata Ipan barusan aku langsung pergi meninggalkan tempat ini, aku tidak menyangka kalau selama ini Ipan tega membohongi perasaanku berarti semenjak kami berpacaran dia sudah berbuat seperti ini kepada Yeni, aku juga tidak habis pikir kalau Yeni sahabatku sendiri benar-benar tega menusuk aku dari belakang. Tidak hanya itu saja Ipan telah tega menodai cinta suciku yang selama ini aku jaga dan Yeni juga dia telah menghancurikan persahabatan yang selama bertahun-tahun aku lana tanpa ada sakit hati. Baru kemarin aku menangis karena Ipan telah selingkuh dengan sahabatku sekarang aku menangis lagi dan sakit hati banget kalau ternyata Yeni telah hamil disaatIpan sedang menjalin hubungan denganku. Ibarat pepatan mengatakan “sudah jatuh tertimpa tangga pula” mungkin itulah ungkapan yang pantas buat aku. Setelah kejadian malam itu paginya Rudi menelepon, dia bertanya Vit… kenapa tadi malam kamu pergi begitu saja? Tanpa basa-basi lagi aku menceritakan kejadian malam itu kepada Rudi, Rudi memang sahabat yang paling baik dia berusaha menenangkan hati aku dan menghiburku, mungkin ini sudah takdirhidupku, kataku pada Rudi, tapi sudahlah, aku juga sudah memaafka mereka. Akhirnya setelah semalaman aku berfikir, aku memutuskan untuk pindah ke luar kota supaya tidak ketemu dan mendengar gosip atau kabar tentang mereka lagi sekaligus untuk meneruskan pendidikanku yang sempat tertunda hanya gara-gara cinta yang selalu bikin sakit hati dan aku juga ingin menenangkan hati dan pikiranku. Tepat pukul 08.00 pagi aku berangkat ke kota Bandung semua yang berhubungan dengan Ipan dan Yeni aku buang jauh-jauh sampai-sampai aku mengganti No. Telepon Genggamku biar tidak ada yang tahu termasuk juga Rudi sahabat aku, sengaja aku tidak memebri tahunya karena aku yakin kalau dia tidak akan mengizinkan aku untuk pergi ke Bandung.
Setelah aku pindak ke Bandung dan sudah 1 bulan aku berada di Fakultas yang baru aku merasa nyaman dan tenang apalagi sekarang aku sudah mempunyai teman yang baru namanya Nita, dia orangnya baik, ramah dan perhatian, sama seperti Rudi, walaupun dia sudah punya istri perhatian kepada sahabatnya tidak pernah berubah.
Tidak terasa aku sudah 1 tahun berada di universitas dan aku merasa ingat sama teman-temanku terutama Rudi, Yeni dan Ipan, walaupun mereka pernah bikin aku sakit hati tapi aku tetap merindukannya, untung saja rasa rindu itu terobati karena aku sekarang sudah punya teman baru yaitu Nita yang selalu menghibur dan menemaniku, kemana-mana kami selalu bersama tidak terpisahkan, suatu ketika aku diajak main ke rumahnya, setelah tiba di rumah Nita aku dikenalkan sama kakaknya yang bernama Rian dia sudah bekerja di kantor, dalam perkenalan itu aku merasa grogi karena semenjak aku putus dari Ipan aku tidak pernah mencoba untuk pacaran lagi atau punya teman dekat cowo, akirnya kami un ngobrol panjang lebar dan saling tukar pikiran, tidak kusangka ternyata rian enak di ajak ngobrol, nyambung lagi.
Beberapa minggu kemudian kami pun sering telepon-teleponan sambil curhat masalah pribadi masing-masing. Tanpa kusadari ternyata aku punya perasaan lebih terhadap Rian, walaupun aku punya pengalaman yang sangat menyakitkan dalam masalah percintaan, tapi sekarang aku ingin mencoba membuka lembaran baru bersama Rian. Mana pernah aku tahu bahwa dia punya perasaan yang sama terhadap aku, dan akhirnya kamipun memutuskan untuk pacaran, tentu saja Nita pun sangats etuju dan dia sellau mendukung hubungan kami. Tidak terasa kamipun sudah berhubungan hampir kurang lebih 1 tahun. Ternyata orang tuanya baik, ramah dan pengertian, dia juga tidak pernah membuat aku sakit hati, tentu saja aku merasa bahagia dan senang banget punya pacar seperti dia. Setelah aku lulus kuliah dan aku sekarang sudah bekerja, kamipun akhirnya meneruskan untuk menikah dan memulai hidup baru bersama Rian suamiku tercinta. Sedangkan Nita dia sibuk bekerja kalau menikah katanya belum siap, dan Rudi, aku belum tidak tahu lagi kabarnya karena waku itu No. HP aku diganti jadi kehilangan kabar sampai sekarang juga belum tahun abgaimana kabar dan keluarganya.
Setelah menikah kami maish tinggal di Bandung di rumah kami sendiri biarpun kecil cukup buat kami berdua. Pernikahan kami sangat bahagia apalagi sekarang kami dikarunia seorang bayi perempuan yang lucu dan menggemaskan yang diberi nama Suci. Mudah-mudahan saja jadi anak yang berguna hidupku terasa sempurna dan kami menjadi keluarga kecil yang bahagia. Tidak terasa pernikahan kami pun sudah menginjak 20 tahun, suci anak kami sudah dwasa dan menjadi gadis cantik. Tepat pukul 07.00 malam, kami sekeluarga berbincang-bincang di tengah perbincangan itu suci aak kami bercerita baha dia punya kekasih namanya Rio, kampun tidak melarangnya asalkan pacarannya harus tahu batasan, akhirnya aku dan Rian suamiku berencana untuk meminta orang tua Rio segera melamar Suci karena kami takut terjadi apa-apa kalau lama-lama berpacaran. Tidak berselang lama keluarga Rio datang, ternyata orang tuanya Rio itu adalah Ipan dan Yeni, betapa kagetnya aku, selama ini aku berusaha untuk melupakannya, tapi Tuhan berkehendak lain sungguh aku tidak percaya ternyata anaku yang berjodoh dengan anaknya Ipan, Ipan dan Yeni langsung minta maaf sambil menangis, dan mereka ingin kalau anaknya direstui untuk menikah dengan Suci anak kami. Dan kami pun menerima lamaran mereka dan memaafkan semua kesalahan mereka, akhirnya kami menjadi keluarga yang bahagia.
Theant Budiana

About the Guest Author:
Saya bukanlah orang yang ahli dalam dunia blogger tapi saya mencoba untuk berbagi ilmu dari apa yang saya ketahui dari paman saya, saya sangat suka blogging dan berbagi ilmu, tapi bukan berarti saya master blog salah besar jika sobat anggap saya hebat saya hanya seorang anak kampung yang mencoba untuk tidak kampungan dan tertinggal informasi alias GAPTEK, banyak artikel yang saya tulis di Blog Urang Sunda dan lihat juga blog saya satu lagi di Dunia Maya Saya dan klik disini untuk mengetahui lebih lanjut tentang saya


Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
warning

Anda bingung?
Jangan ragu untuk bertanya kepada saya lewat komentar di bawah, saya akan mencoba menjawabnya sesegera mungkin, bahkan jika sobat ada saran untuk saya silahkan jangan ragu untuk memberi saran kepada saya asalkan komentar no spam. Komentar anda, adalah bekal untuk kemajuan blog saya, saya akan kunjungi balik blog sobat jika sobat meninggalkan jejak sobat disini.

0 comments:

Comments
0 Comments
Facebook Comments Post by Blog Urang Sunda

Post a Comment

Sponsor BUS

Dapatkan juga sponsor untuk Blog anda dengan klik gambar di bawah, untuk mengetahui caranya KLIK DISINI. Kalo mau yang lebih tinggi penghasilannya KLIK DISINI Adsense Indonesia

Buat Blog

Alexa Rank

 

Info My Blog

cobi?
Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.NetMsn bot last visit powered by MyPagerank.Net
Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
web log free

Recent Comment

| BLOG URANG SUNDA © 2009. All Rights Reserved | Template Style by My Blogger Tricks .com | Design by Brian Gardner | Back To Top |